Ciri tahap perkembangan remaja
a)
Periode remaja
a. Ciri-ciri perilaku
yang cukup banyak berbeda dalam kedua periode tersebut.
Periode remaja awal
: 13-17 tahun
Periode remaja
akhir : 17-18 tahun
(atau umur dewasa
menurut hukum yang berlau di suatu Negara).
b. Dalam proses
selanjutnya individu mempunyai suatu pola pribadi yang lebih mantap,
pertumbuhan fisik dalam periode puberitas terus berlanjut sehingga mencapai
kematangan pada akhir periode remaja.
c. Ciri perilaku yang
menonjol usia ini terlihat pada sosialnya : Dalam masa-masa ini teman
sebayanya punya arti yang amat penting. Mereka ikut dalam klub-klub, klik-klik
atau geng-geng sebaya yang perilaku dan nilai-nilai kolektifnya sangat
mempengarui perilaku serta nilai-nilai individu yang menjadi anggotanya.
d. Periode remaja
adalah pematangan identitas diri, pengertianya akan “siapa aku” yang
dipengaruhi oleh pandangan orang sekitarnya.
Contoh gambar
Perkembangan sosial pada masa remaja merupakan
puncak
Dari perkembangan sosial dari fase-fase
perkembangan. Bahkan, terkadang, perkembangan sosial remaja lebih mementingkan
kehidupan sosialnya di luar dari pada ikatan sosialnya dalam keluarga.
Perkembangan sosial remaja pada fase ini merupakan titik balik pusat perhatian.
Lingkungan sosialnya sebagai perhatian utama.
Pada usia remaja pergaulan dan interaksi sosial
dengan teman sebaya bertambah luas dan kompleks dibandingkan denga masa-masa
sebelumnya termasuk pergaulan dengan lawan jenis. Pemuasan interlektual juga
didapatkan oleh remaja dalam kelompoknya dengan berdiskusi, berdebat untuk
memecahkan masalah. Mengikuti organisasi sosial juga memberikan keuntungan bagi
perkembangan sosial remaja, namun demikian agara remaja dapat bergaul denga baik
dalam kelompoknya diperlukan kompentensi sosial yang berupa kemampuan dan
ketrampilan berhubungan dengan orang lain.
Suatu penelitian longitudinal yang dilakukan
oleh Bronson, menyimpulkan adanya tiga pola orientasi sosial remaja, yaitu:
1. Withdrawal vs. Expansive
Anak yang tergolong withdrawal adalah anak yang
mempunyai kecenderungan menarik diri dalam kehidupan sosial, sehingga dia lebih
senang hidup menyendiri. Sebaliknya anak expansive suka menjelajah, mudah
ergaul dengan orang lain sehingga pergaulannya luas.
2. Reaxtive vs aplacidity
Anak yang reactive pada umumnya memiliki kepekaan
sosial yang tinggi sehingg mereka banyak kegiatan, sedangkan anak yang
aplacidity mempunyai sifat acuh tak acuh bahkan tak peduli terhadap kegiatan
sosial. Akibatnya mereka terisolir dalam pergaulan sosial.
3. Passivity vs Dominant
Anak yang berorientasi passivity sebenarnya banyak
mengikuti kegiatan sosial namun mereka cukup puas sebagai anggota kelompok
saja, sebaliknya anak yang dominant mempunyai kecenderungan menguasai dan
mempengaruhi teman-temannya sehingga memiliki motivasi yang tinggi untuk
menjadi pemimpin
Tujuan perkembangan Sosial Remaja :
1. Memperluas kontak sosial. Remaja tidak lagi
memilih teman-teman berdasarkan kemudahanya, apakan disekolah atau dilingkungan
tetngga. Remaja mulai menginginkan teman yang memiliki nilai-nilai yang sama,
yang dapat memahami, membuat rasa aman, mereka dapat mempercayakan
masalah-masalah dan membahas hal-hal yang tidak dapat dibicarakan dengan orang
tua.
2. Mengembangakan identitas diri. Remaja dalam
kehidupannya mulai ingin menjawab pertanyaan tentang dirinya, siapakah
saya?
3. Menyesuaikan dengan kematangan seksual.
4. Belajar menjadi orang dewasa.
Sikap Sosial Remaja
Perkembangan sikap sosial remaja ada yang
disebut sikap konformitas dan sikap heteroseksual. Sikap konformitas merupakan
sikap ke arah penyamanan kelompok yang menekankan remaja dapat bersifat positif
dan negatif. Sikap konformitas yang negatif seperti pengrusakan, mencuri dll.
Sedang konformitas positif misalnya menghabiskan sebagian waktu dengan anggota
lain yang melibatkan kegiatan sosial yang beik (Santrock,1997).
Perubahan sikap dan perilaku seksual remaja yang
paling menonjol adalah bidang heteroseksual ( Hurlock, 1991). Mereka mengalami
perkembangan dari tidak menyukai lawan jenis, menjadi menyukai lawan jenis.
Kesempatan dalam berbagai kegiatan sosial semakin luas, yang menjadikan remaja
memiliki wawasan yang lebih luas. Remaja semakin mampu dalam berbagai kemampuan
sosial yang dapat meningkatkan kepercayaan diri.
Terkait dengan hubungan heteroseksual ada
beberapa tujuan yang dicapai yaitu;
1. Remaja dapat berlajar berinteraksi dengan lawan
jenis, dimana akan mempermudah perkembangan sosial mereka terutama kehidupan
keluarga.
2. Remaja akan dapat melatih diri untuk menjadi
mandiri, yaitu diperoleh dengan berbagai kegiatan sosial.
3. Remaja akan mendapatkan status tersendiri dalam
kelompok.
4. Remaja dapat belajar melakukan memilih teman.
Orang tua dan pendidik harus membimbing remaja
agar dapat mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya
baik pria maupun wanita, mencapai peran sosial pria dan wanita, menerima
keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif, mengharapkan dan
mencapai perilaku sosial yang bertanggungjawab, mempersiapkan karier ekonomi,
mempersiapkan perkawinan dan keluarga, memperoleh perangkat nilai, serta sistem
etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi.
Where to Bet on Sports To Bet On Sports In Illinois
BalasHapusThe https://deccasino.com/review/merit-casino/ best sports bet types and bonuses available in Illinois. The most 1xbet korean common sports betting options available. Bet $20, 사설 토토 사이트 Win communitykhabar $150, herzamanindir.com/ Win $100 or